Our study shows that the number of

Our study shows that the number of alive individuals in each treatment has positive correlation with the initial density of C. equisetifolia during 10-yr period.For the same native tree species, the number of dead trees in treatments with more C. equisetifolia individuals (proportion II) were higher than the other (proportion I). While, the death of exotic trees had little relationship with different planting treatments. H.tiliaceus can take full advantage of the protective effect from C.equisetifolia, and had higher survivorship than the other two species during the 10-yr period.The crown canopy always undergoes more stress in coastal environments, and special canopy characters allow C. equisetifolia to maintain a stable canopy condition and higher LAI even in harsh surroundings. As a fast-growing species, M. azedarach raises the stand LAI more than other two native species. The effects on LAI by M. azedarach are negligible. There was a big drop of LAI in 2008 in all plots (Fig. 2B), this might be caused by the fierce typhoon activity in the survey interval (between 2006 and 2008).
Beyond any maximum-yield density, interactions occur as component species strive to capture resources from a shared location (Jose et al., 2006). Relative to C. inophyllum and H. tiliaceus, M. azedarach has more capacity to accumulate biomass because it grows quickly, although this does not improve the biomass accumulation in the mixed forest because of the resource competition from C.equisetifolia. Although the effect of H. tiliaceus on biomass accumulation is small, the resource utilisation between H. tiliaceus and C.equisetifolia is less competitive, raising their total aboveground biomass accumulation when planted together (Tables 2 and 3). The mean DBH growth of native tree species were mainly depend on their characteristic. For those exotic trees, the mean DBH growth were not only depend on the type of native species but on initial mixed proportion (Table 3).

Results (Indonesian) 2:

Studi kami menunjukkan bahwa jumlah individu hidup di masing-masing perlakuan memiliki korelasi positif dengan kepadatan awal C. equisetifolia selama 10-tahun period.For jenis pohon asli yang sama, jumlah pohon yang mati dalam perawatan dengan lebih C. equisetifolia individu ( proporsi II) yang lebih tinggi dari yang lain (proporsi I). Sementara, kematian pohon eksotis memiliki sedikit hubungan dengan perawatan tanam yang berbeda. H.tiliaceus dapat mengambil keuntungan penuh dari efek perlindungan dari C.equisetifolia, dan memiliki kesintasan lebih tinggi dari dua spesies lainnya selama 10-tahun period.The mahkota kanopi selalu mengalami lebih banyak stres di lingkungan pesisir, dan karakter kanopi khusus memungkinkan C. equisetifolia untuk mempertahankan kondisi kanopi stabil dan lebih tinggi LAI bahkan dalam lingkungan yang keras. Sebagai spesies yang tumbuh cepat, M. azedarach menimbulkan berdiri LAI lebih dari dua spesies asli lainnya. Efek pada LAI oleh M. azedarach dapat diabaikan. Ada penurunan besar dari LAI pada tahun 2008 di semua plot (Gambar. 2B), ini mungkin disebabkan oleh aktivitas topan fi sengit dalam interval survei (antara tahun 2006 dan 2008).
Di luar setiap kepadatan maksimum-yield, interaksi terjadi spesies sebagai komponen berusaha untuk menangkap sumber daya dari lokasi bersama (Jose et al., 2006). Sehubungan dengan C. inophyllum dan H. tiliaceus, M. azedarach memiliki kapasitas yang lebih untuk mengumpulkan biomassa karena tumbuh dengan cepat, meskipun hal ini tidak meningkatkan akumulasi biomassa di hutan campuran karena persaingan sumber daya dari C.equisetifolia. Meskipun efek dari H. tiliaceus pada akumulasi biomassa kecil, pemanfaatan sumber daya antara H. tiliaceus dan C.equisetifolia kurang kompetitif, meningkatkan total akumulasi biomasa permukaan mereka ketika ditanam bersama-sama (Tabel 2 dan 3). Pertumbuhan DBH rata-rata spesies pohon asli yang terutama tergantung pada karakteristik mereka. Untuk pohon-pohon eksotis, pertumbuhan DBH berarti tidak hanya tergantung pada jenis spesies asli tetapi pada proporsi campuran awal (Tabel 3).