Several reasons have been suggested

Several reasons have been suggested for combining trees and crops on the same piece of land, as opposed to more traditional systems of crop fields and wood lots. These include, among others, reducing soil erosion, limited availability of land, beneficial shading of some crop species, the distance needed to travel to the nearest source of fuel wood, and a shift in ownership of woodland from communal to private tenure.

in many tropical areas the main factors determining the success or failure of agroforestry systems are usually either water availability (Singh et al., 1989), or physical constraints such as poor drainage, shallow soil depth, steep slopes and gravelly soils (Sanchez and Leakey, 1997).
In certain systems where studies have shown a significant fraction of the annual rainfall is unused by current land management practices (Cooper et al., 1983; Ong et al., 1991; Wallace, 1991), being lost both through soil evaporation and percolation to beyond the tree or crop rooting zones, it is conceivable that trees could utilise part of the rainfall that would otherwise be lost (Huda and Ong, 1989; Nizinski et al., 1994).

Results (Indonesian) 1:

Beberapa alasan telah diusulkan untuk menggabungkan pohon-pohon dan tanaman di bagian yang sama dari tanah, sebagai lawan dari sistem yang lebih tradisional ladang dan banyak kayu. Ini termasuk, antara lain, mengurangi erosi tanah, ketersediaan terbatas tanah, bermanfaat naungan beberapa spesies tanaman, jarak yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan ke terdekat sumber bahan bakar kayu, dan pergeseran dalam kepemilikan hutan dari komunal untuk penguasaan pribadi.di banyak daerah tropis faktor utama yang menentukan keberhasilan atau kegagalan sistem agroforestry adalah biasanya baik air ketersediaan (Singh et al., 1989), atau kendala-kendala fisik seperti drainase yang buruk, kedalaman dangkal tanah, lereng curam dan serak tanah (Sanchez dan Leakey, 1997). Pada sistem tertentu mana penelitian telah menunjukkan sebagian kecil signifikan dengan curah hujan tahunan ini digunakan oleh saat ini praktik pengelolaan lahan (Cooper et al., 1983; Ong et al., 1991; Wallace, 1991), yang hilang melalui tanah penguapan dan perkolasi untuk melampaui pohon atau tanaman rooting zona, hal ini dibayangkan bahwa pohon bisa memanfaatkan bagian dengan curah hujan yang akan dinyatakan hilang (Huda dan Ong, 1989; Nizinski et al., 1994).

Results (Indonesian) 2:

Beberapa alasan telah diusulkan untuk menggabungkan pohon dan tanaman di lahan yang sama, karena bertentangan dengan sistem yang lebih tradisional bidang tanaman dan banyak kayu. Ini termasuk, antara lain, mengurangi erosi tanah, terbatasnya ketersediaan lahan, shading menguntungkan dari beberapa spesies tanaman, jarak yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan ke sumber terdekat dari kayu bakar, dan pergeseran kepemilikan hutan dari komunal untuk kepemilikan pribadi. Di banyak daerah tropis faktor utama yang menentukan keberhasilan atau kegagalan sistem agroforestry biasanya baik ketersediaan air (Singh et al., 1989), atau kendala fisik seperti drainase yang buruk, kedalaman tanah dangkal, lereng curam dan tanah serak (Sanchez dan Leakey, 1997 .) Dalam sistem tertentu di mana penelitian telah menunjukkan sebagian besar curah hujan tahunan yang tidak terpakai oleh praktik pengelolaan lahan saat ini (Cooper et al, 1983;. Ong et al, 1991;. Wallace, 1991), yang hilang baik melalui evaporasi tanah dan perkolasi ke luar pohon atau tanaman zona perakaran, dapat dibayangkan bahwa pohon bisa memanfaatkan bagian dari curah hujan yang seharusnya dapat hilang (Huda dan Ong, 1989; Nizinski et al, 1994.).