Osteoporosis has been defined by th

Osteoporosis has been defined by the World Health Organization (WHO) as a disease characterized by low bone density and weakening of bone tissue associated with an increase in fragility and vulnerability to fracture. Because bone strength cannot be measured directly, an assessment of bone mineral density is used, which represents 70% of bone strength. Low bone mineral density has been associated with an increased risk of fractures. X-rays are useful only in identifying patients suspected of sustaining a fracture and are not recommended for the diagnosis of osteoporosis.

Results (Indonesian) 1:

Osteoporosis telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai penyakit yang ditandai dengan kepadatan tulang yang rendah dan melemahnya jaringan tulang dikaitkan dengan peningkatan dalam kerapuhan dan kerentanan terhadap patah tulang. Karena kekuatan tulang tidak dapat diukur secara langsung, penilaian kepadatan mineral tulang yang digunakan, yang mewakili 70% dari kekuatan tulang. Kepadatan mineral tulang yang rendah telah dikaitkan dengan peningkatan risiko fraktur. X-Ray berguna hanya dalam mengidentifikasi pasien yang dicurigai mempertahankan fraktur dan tidak direkomendasikan untuk diagnosis osteoporosis.

Results (Indonesian) 2:

Osteoporosis telah didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai penyakit yang ditandai dengan kepadatan tulang yang rendah dan melemahnya jaringan tulang yang terkait dengan peningkatan kerapuhan dan kerentanan terhadap patah tulang. Karena kekuatan tulang tidak dapat diukur secara langsung, penilaian kepadatan mineral tulang yang digunakan, yang mewakili 70% dari kekuatan tulang. kepadatan mineral tulang yang rendah telah dikaitkan dengan peningkatan risiko patah tulang. sinar-X hanya berguna dalam mengidentifikasi pasien yang diduga mempertahankan patah tulang dan tidak direkomendasikan untuk diagnosis osteoporosis.