If Putin’s latest gambit does bring

If Putin’s latest gambit does bring peace to Syria, even if it is a peace on Assad’s terms, it may one day be counted as a success, albeit a self-serving one. But it is also Putin’s riskiest move yet, and growing riskier by the second. So far Putin’s opponents have consisted of the disorganised regimes of former Soviet nations. In his Syrian war, he faces a ruler every bit as choleric and ruthless as himself — Erdoğan — and an increasingly belligerent Saudi Arabia. The prospect of peace in Syria is now dependent on the wisdom, restraint and goodwill of Putin and Erdoğan: an unsettling prospect.

Results (Indonesian) 1:

Jika Putin terbaru gambit membawa perdamaian ke Suriah, bahkan jika itu adalah damai pada istilah Assad, itu mungkin suatu hari akan dihitung sebagai sukses, meskipun satu yang melayani diri sendiri. Tetapi juga Putin's paling berisiko bergerak belum, dan tumbuh berisiko dengan kedua. Sejauh Putin lawan terdiri dari rezim tidak teratur sekali negara-negara bekas Uni Soviet. Di dalam perangnya Suriah, dia menghadapi penguasa setiap bit sebagai choleric dan kejam sebagai dirinya sendiri — Erdoğan — dan semakin berperang Arab Saudi. Prospek perdamaian di Suriah telah bergantung pada kebijaksanaan, menahan diri dan niat baik dari Putin dan Erdoğan: prospek mengganggu.

Results (Indonesian) 2:

Jika gambit terbaru Putin tidak membawa perdamaian ke Suriah, bahkan jika itu adalah perdamaian yang Assad, mungkin satu hari dihitung sebagai sukses, meskipun diri melayani satu. Tetapi juga bergerak berisiko Putin belum, dan berkembang berisiko oleh kedua. Sejauh lawan Putin ini telah terdiri dari rezim teratur dari bekas negara Soviet. Dalam perang Suriah, ia menghadapi penguasa setiap bit sebagai tersinggung dan kejam seperti dirinya - Erdogan - dan semakin berperang Arab Saudi. Prospek perdamaian di Suriah sekarang tergantung pada kebijaksanaan, menahan diri dan goodwill dari Putin dan Erdogan: prospek meresahkan.