One of the more environmentally tro

One of the more environmentally troublesome by-products of mineral refining
consists of waste tailings. By the nature of the mineral processing operations
employed, tailings are usually finely divided and, as a result, subject to chemical
weathering processes. Heavy metals associated with metal ores can be leached from
tailings, producing water runoff contaminated with cadmium, lead, and other pollutants.
Adding to the problem are some of the processes used to refine ore. Large
quantities of cyanide solution are used in some processes to extract low levels of gold
from ore, posing obvious toxicological hazards.
Environmental problems resulting from exploitation of extractive resources—
including disturbance of land, air pollution from dust and smelter emissions, and water
pollution from disrupted aquifers are aggravated by the fact that the general trend in
mining involves utilization of less rich ore. This is illustrated in Figure 18.1, showing
the average percentage of copper in copper ore mined since 1900. The average
percentage of copper in ore mined in 1900 was about 4%, but by 1982 it was about
0.6% in domestic ore, and 1.4% in richer foreign ore. Ore as low as

Results (Indonesian) 1:

Salah satu produknya lingkungan lebih mengganggu pemurnian mineralterdiri dari limbah tailing. Oleh sifat operasi pengolahan mineralbekerja, limbah tailing tidaklah biasanya dibagi halus dan, sebagai akibatnya, kimiaproses pelapukan. Logam berat yang terkait dengan bijih logam dapat larut darilimbah tailing, memproduksi limpasan air terkontaminasi dengan kadmium, timah, dan polutan lain.Menambah masalah adalah beberapa proses yang digunakan untuk memperbaiki bijih. BesarJumlah Solusi sianida digunakan di beberapa proses untuk mengekstrak tingkat rendah emasdari bijih, berpose bahaya Toksikologi jelas.Masalah lingkungan yang dihasilkan dari eksploitasi sumber daya ekstraktif —termasuk gangguan tanah, polusi dari debu dan peleburan emisi, dan air udarapolusi dari akuifer terganggu diperparah oleh kenyataan bahwa tren umum dalampertambangan melibatkan penggunaan bijih kaya kurang. Ini diilustrasikan pada gambar 18.1, Menampilkanpersentase rata-rata tembaga di bijih tembaga ditambang sejak tahun 1900. Rata-ratapersentase tembaga dalam ditambang di 1900 bijih adalah sekitar 4%, tetapi pada tahun 1982 ini adalah tentang0,6% dalam bijih domestik, dan 1,4% dalam bijih asing kaya. Bijih serendah

Results (Indonesian) 2:

Salah satu yang lebih merepotkan lingkungan dengan-produk pemurnian mineral
terdiri dari tailing limbah. Dengan sifat operasi pengolahan mineral
yang digunakan, tailing biasanya halus dibagi dan, sebagai akibat, tunduk kimia
proses pelapukan. Logam berat yang terkait dengan bijih logam dapat tercuci dari
tailing, memproduksi limpasan air yang terkontaminasi dengan kadmium, timah, dan polutan lainnya.
Menambah masalah adalah beberapa proses yang digunakan untuk memperbaiki bijih. Besar
jumlah dari solusi sianida yang digunakan dalam beberapa proses untuk mengekstrak tingkat rendah emas
dari bijih, berpose bahaya toksikologi jelas.
Masalah lingkungan akibat eksploitasi sumber daya-ekstraktif
termasuk gangguan tanah, polusi udara dari emisi debu dan smelter, dan air
polusi dari akuifer terganggu diperparah oleh kenyataan bahwa kecenderungan umum di
pertambangan melibatkan pemanfaatan bijih kurang kaya. Hal ini digambarkan pada Gambar 18.1, menunjukkan
persentase rata-rata tembaga di bijih tembaga yang ditambang sejak tahun 1900. Rata-rata
persentase tembaga dalam bijih yang ditambang pada tahun 1900 adalah sekitar 4%, tapi 1982 itu sekitar
0,6% dalam bijih domestik, dan 1,4% dalam bijih asing kaya. Bijih serendah