that remain on patent (also referre

that remain on patent (also referred to as “brand-name” products), in
exchange for a royalty payment to the patent holder. Under international law,
either the authorizing government or a private company or organization may
manufacture and provide a compulsorily licensed pharmaceutical product,
and it may be manufactured for domestic use, imported, or, with certain
conditions met, exported. Government programs, private sector pharmacies,
or both, may supply the generic products to patients, depending on the terms
of the compulsory license.
For example, in 2003, Malaysia issued government use compulsory
licenses on three patented AIDS medicines, and began importing generic
versions of the drugs from India.11 The generics reduced the cost to the
Malaysian Ministry of Health of treating an HIV/AIDS patient by 81 percent
– from $315 to $58 per month. The savings enabled Malaysia to increase the
number of HIV/AIDS patients it treated in government hospitals from 1,500
to 4,000.
There are many other examples. In recent years, Indonesia, Mozambique,
Zimbabwe, South Africa, Eritrea and Zambia have each issued compulsory
licenses to promote access to medicines.12 Brazil, in addition to issuing a

Results (Indonesian) 1:

yang tetap pada paten (juga disebut sebagai "nama merek" produk), dipertukaran untuk pembayaran royalti kepada pemegang paten. Di bawah hukum internasional,otorisasi pemerintah atau perusahaan swasta atau organisasi mungkinmemproduksi dan menyediakan produk farmasi yang memaksakan berlisensi,dan itu mungkin diproduksi untuk penggunaan domestik, impor, atau, dengan tertentukondisi terpenuhi, diekspor. Program pemerintah, sektor swasta apotek,atau keduanya, dapat menyuplai produk-produk generik untuk pasien, tergantung pada persyaratanlisensi wajib.Sebagai contoh, pada tahun 2003, Malaysia dikeluarkan digunakan pemerintah wajiblisensi pada tiga dipatenkan obat AIDS, dan mulai mengimpor generikVersi obat dari India.11 generik dikurangi biaya untukMalaysia Departemen Kesehatan mengobati pasien HIV/AIDS 81 persen-dari $315 untuk $58 per bulan. Tabungan diaktifkan Malaysia untuk meningkatkanjumlah pasien HIV/AIDS itu dirawat di rumah sakit pemerintah dari 1.500untuk 4.000.Ada banyak contoh lain. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia, Mozambik,Zimbabwe, Afrika Selatan, Eritrea, dan Zambia memiliki wajib dikeluarkan setiaplisensi untuk mempromosikan akses ke medicines.12 Brasil, selain mengeluarkan

Results (Indonesian) 2:

yang tetap paten (juga disebut sebagai "merek-nama" produk), dalam
pertukaran untuk pembayaran royalti kepada pemegang paten. Di bawah hukum internasional,
baik pemerintah otorisasi atau perusahaan swasta atau organisasi dapat
memproduksi dan menyediakan produk farmasi wajib berlisensi,
dan dapat dibuat untuk keperluan rumah tangga, impor, atau, dengan beberapa
kondisi terpenuhi, diekspor. Program-program pemerintah, apotek swasta,
atau keduanya, dapat menyediakan produk-produk generik kepada pasien, tergantung pada perjanjian
lisensi wajib.
Misalnya, pada tahun 2003, Malaysia resmi pemerintah menggunakan wajib
lisensi pada tiga obat AIDS dipatenkan, dan mulai mengimpor generik
versi obat dari India.11 The generik mengurangi biaya untuk
Kementerian Kesehatan Malaysia untuk mengobati pasien HIV / AIDS dengan 81 persen
- dari $ 315 sampai $ 58 per bulan. Penghematan memungkinkan Malaysia untuk meningkatkan
jumlah pasien HIV / AIDS itu dirawat di rumah sakit pemerintah dari 1.500
menjadi 4.000.
Ada banyak contoh lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia, Mozambik,
Zimbabwe, Afrika Selatan, Eritrea dan Zambia masing-masing wajib mengeluarkan
izin untuk mempromosikan akses ke medicines.12 Brazil, selain mengeluarkan