In the mainstream perspective, busi

In the mainstream perspective, business ethics, also referred to as economic organisational ethics, simply limits its frame of reference to economic organisations, whereas in Islamic viewpoint, the term most closely related to ethics in the Al-Quran (3:104) is khuluq (means goodness, equilibrium, justice, etc.). Islamic ethical systems differ from secular ethical systems and from the moral code advocated by different religions. Throughout civilisation, these secular models assumed the moral codes that were transient and myopic, as they were based on the values of their human founders,
e.g. epicureanism or happiness for happiness’s sake (Beekun, 1997). Some of the mainstream ethical models generally proposed a system of ethics often divorced from religion. Further, the moral code adopted by the religions (other than Islam) has often stressed values that deemphasised our existence in the universe. This can be seen in Christianity with its overemphasis on monasticism encouraging its adherents to retire from the hustle and bustle of daily life.

Results (Indonesian) 1:

Dalam perspektif mainstream, etika bisnis, juga disebut sebagai etika organisasi ekonomi, hanya membatasi dengan rujukan kepada organisasi ekonomi, sedangkan di pandang Islam, istilah paling erat terkait dengan etika dalam Al-Qur'an (3:104) khuluq (berarti kebaikan, keseimbangan, keadilan, dll.). Sistem etika Islam berbeda dari sistem etika sekuler dan kode moral yang dianjurkan oleh agama-agama yang berbeda. Seluruh civilisation, model ini sekuler diasumsikan kode moral yang transien dan sempit, karena mereka didasarkan pada nilai-nilai pendiri mereka manusia,misalnya epicureanism atau kebahagiaan demi kebahagiaan (Beekun, 1997). Beberapa model etis mainstream umumnya mengusulkan sistem etika yang sering bercerai dari agama. Lebih lanjut, kode moral yang diadopsi oleh agama (selain Islam) sering menekankan nilai-nilai yang deemphasised keberadaan kita di alam semesta. Ini dapat dilihat dalam Kekristianan dengan yang berlebihan pada monastisisme mendorong para pengikutnya untuk pensiun dari keramaian dan hiruk pikuk kehidupan sehari-hari.

Results (Indonesian) 2:

Dalam perspektif utama, etika bisnis, juga disebut sebagai etika organisasi ekonomi, hanya membatasi frame referensi untuk organisasi ekonomi, sedangkan di sudut pandang Islam, istilah terkait erat dengan etika dalam Al-Quran (3: 104) adalah khuluq (berarti kebaikan, keseimbangan, keadilan, dll). Sistem etika Islam berbeda dari sistem etika sekuler dan dari kode moral yang dianjurkan oleh agama yang berbeda. Sepanjang peradaban, model-model sekuler diasumsikan kode moral yang yang sementara dan rabun, karena mereka didasarkan pada nilai-nilai mereka pendiri manusia,
misalnya Epicureanism atau kebahagiaan untuk kebahagiaan ini demi (Beekun, 1997). Beberapa model etika utama umumnya mengusulkan sistem etika sering bercerai dari agama. Selanjutnya, kode moral yang diadopsi oleh agama-agama (selain Islam) telah sering menekankan nilai-nilai yang deemphasised keberadaan kita di alam semesta. Hal ini dapat dilihat dalam agama Kristen dengan penekanan yang berlebihan pada monastisisme mendorong pemeluknya untuk pensiun dari keramaian dan hiruk pikuk kehidupan sehari-hari.