The reformulation can begin by noti

The reformulation can begin by noticing that the arguments of elected
officials about what the government should do are always made facing in two
directions. They address each other; simultaneously they address the electorate.
In addressing each other and the electorate they remember who supported them
in the last election and they seek additional supporters in the next election.
Instead of representation this formulation focuses on appeal for support. Instead
of acting out the will of the electorate it is acting to create a will in the electorate.
Frank Baumgartner (1987) argues for this understanding of policy arguments in
the French parliament. By reframing issues, issues framed by the government as
technical matters, in terms of equality, French cultural heritage and other
important symbols in French politics, opposition parties change the focus of the
debate, criticize the government, appeal to their supporters and appeal for new
supporters.

Results (Indonesian) 1:

Reformulasi dengan dapat mulai dengan memperhatikan bahwa argumen Terpilihpejabat tentang apa yang harus dilakukan pemerintah selalu dibuat menghadapi duaarah. Mereka alamat satu sama lain; secara bersamaan mereka alamat pemilih.Dalam menangani satu sama lain dan pemilih mereka ingat yang mendukung merekadalam terakhir pemilihan dan mereka mencari tambahan pendukung dalam pemilu berikutnya.Bukan representasi rumusan ini berfokus pada permohonan dukungan. Sebaliknyabertindak keluar kehendak pemilih ini bertindak untuk menciptakan kemauan di pemilih.Frank Baumgartner (1987) berpendapat untuk pemahaman ini kebijakan argumen dalamParlemen Perancis. Oleh pembingkaian kembali masalah, masalah yang dibingkai oleh pemerintah sebagaihal-hal teknis, dalam hal kesetaraan, Perancis warisan budaya dan lainnyasimbol-simbol yang penting dalam politik Perancis, partai oposisi mengubah fokusDEBAT, mengkritik pemerintah, menarik bagi para pendukung mereka dan menarik untuk barupendukung.

Results (Indonesian) 2:

Reformulasi bisa dimulai dengan memperhatikan bahwa argumen terpilih
pejabat tentang apa yang harus dilakukan pemerintah selalu dibuat menghadap dua
arah. Mereka saling menyapa; bersamaan mereka mengatasi pemilih.
Dalam menyikapi satu sama lain dan pemilih mereka ingat yang mendukung mereka
dalam pemilu terakhir dan mereka mencari pendukung tambahan dalam pemilu berikutnya.
Alih-alih representasi formulasi ini berfokus pada permintaan bantuan. Alih-alih
bertindak keluar kehendak pemilih itu bertindak untuk membuat wasiat di pemilih.
Frank Baumgartner (1987) berpendapat untuk pemahaman ini argumen kebijakan di
parlemen Perancis. Dengan reframing masalah, masalah dibingkai oleh pemerintah sebagai
hal-hal teknis, dalam hal kesetaraan, warisan budaya Perancis dan lainnya
simbol penting dalam politik Perancis, partai-partai oposisi mengubah fokus dari
perdebatan, mengkritik pemerintah, banding ke pendukung mereka dan memohon baru
pendukung.