Malaysia scores 36 on this dimensio

Malaysia scores 36 on this dimension and thus has a low preference for avoiding uncertainty.
Low UAI societies maintain a more relaxed attitude in which practice counts more than principles and deviance from the norm is more easily tolerated. In societies exhibiting low UAI, people believe there should be no more rules than are necessary and if they are ambiguous or do not work, they should be abolished or changed. Schedules are flexible, hard work is undertaken when necessary but not for its own sake. Precision and punctuality do not come naturally, innovation is not seen as threatening. - See more at: http://geert-hofstede.com/malaysia.html#sthash.fuNz2Jed.dpuf

Results (Indonesian) 1:

skor malaysia 36 pada dimensi ini dan dengan demikian memiliki preferensi rendah untuk menghindari ketidakpastian.
rendah masyarakat uai mempertahankan sikap yang lebih santai di mana praktek menghitung lebih dari prinsip-prinsip dan penyimpangan dari norma lebih mudah ditoleransi. dalam masyarakat uai rendah menunjukkan, orang percaya harus ada tidak lebih dari aturan yang diperlukan dan jika mereka ambigu atau tidak bekerja,mereka harus dihapuskan atau diubah. jadwal fleksibel, kerja keras dilakukan bila diperlukan tetapi tidak untuk kepentingan diri sendiri. presisi dan ketepatan waktu tidak datang secara alami, inovasi tidak dilihat sebagai ancaman. - Lihat lebih lanjut di: http://geert-hofstede.com/malaysia.html # sthash.funz2jed.dpuf

Results (Indonesian) 2:

Malaysia Partitur 36 pada dimensi ini dan dengan demikian memiliki preferensi rendah untuk menghindari ketidakpastian.
rendah UAI masyarakat menjaga sikap yang lebih santai dalam hitungan praktek yang lebih dari prinsip-prinsip dan penyimpangan dari norma lebih mudah ditoleransi. Dalam masyarakat yang memamerkan UAI rendah, orang percaya harus ada aturan tidak lebih daripada diperlukan dan jika mereka ambigu atau tidak bekerja, mereka harus dihapuskan atau berubah. Jadwal fleksibel, kerja keras dilakukan bila diperlukan, tetapi tidak untuk kepentingan sendiri. Presisi dan ketepatan waktu tidak datang secara alami, inovasi tidak dilihat sebagai mengancam. -Lihat lebih lanjut di: http://geert-hofstede.com/malaysia.html #sthash.fuNz2Jed.dpuf