Findings underscore the role of res

Findings underscore the role of resources, leadership, and
program climate to build capacity to implement different
components of cultural competence. In this context, leadership
plays a pivotal role in building capacity, particularly in terms of
‘‘leading by example.’’ When organizational leaders invest in
communities of color, they potentially gain the buy-in, motivation,
and practical knowledge that management training requires to
effectively implement cultural competence—for instance, developing
networks to enhance efforts to recruit and retain employees
with racial and ethnic minority backgrounds (Guerrero et al.,
2012).
This study provides preliminary evidence for the addiction
health services research literature by identifying the role of
program climate for change in the implementation of cultural
competence. As such, it opens up areas for further inquiry. For
instance, these findings can inform future research to identify the
loci and mechanisms of leadership styles to enhance organizational
climate for cultural responsiveness by building connections with
minority communities. Implications for evaluation and program
planning include preparing AHS programs to effectively respond to
health care reform incentives and regulation to increase workforce
diversity, cross-cultural training, and cultural competence education
(Andrulis et al., 2010). More specifically, it provides guidance
for program managers to develop organizational strategies that
promote understanding of the cultural layers that exist for client,
counselors, and the organization (Mallow, 2010) and that may
ultimately enhance treatment engagement and reduce health
disparities among racial and ethnic minority clients struggling
with addiction.

Results (Indonesian) 1:

Temuan menekankan peran sumber daya, kepemimpinan, daniklim program untuk membangun kapasitas untuk menerapkan berbedakomponen budaya kompetensi. Dalam konteks ini, kepemimpinanmemainkan peran penting dalam membangun kapasitas, terutama dari segi'' memimpin dengan contoh.'' Ketika pemimpin organisasi berinvestasi dalamwarna masyarakat, mereka berpotensi mendapatkan buy-in, motivasi,dan pengetahuan praktis yang membutuhkan pelatihan manajemensecara efektif menerapkan budaya kompetensi — misalnya, mengembangkanjaringan untuk meningkatkan upaya untuk merekrut dan mempertahankan karyawandengan latar belakang ras dan etnis minoritas (Guerrero et al.,2012).Studi ini memberikan bukti awal untuk kecanduanpelayanan kesehatan penelitian sastra dengan mengidentifikasi peranProgram iklim untuk perubahan dalam pelaksanaan budayakompetensi. Dengan demikian, itu membuka daerah untuk penyelidikan lebih lanjut. UntukMisalnya, temuan ini dapat menginformasikan masa depan penelitian untuk mengidentifikasilokus dan mekanisme gaya kepemimpinan untuk meningkatkan organisasiiklim untuk budaya responsif dengan membangun hubungan denganmasyarakat minoritas. Implikasi untuk program dan evaluasiPerencanaan termasuk mempersiapkan AHS program untuk secara efektif menanggapireformasi perawatan kesehatan insentif dan peraturan untuk meningkatkan tenaga kerjakeragaman, pelatihan lintas budaya dan pendidikan budaya kompetensi(Andrulis et al., 2010). Lebih khusus lagi, itu memberikan bimbinganuntuk manajer program untuk mengembangkan strategi yangmempromosikan pemahaman tentang lapisan budaya yang ada untuk klien,konselor dan organisasi (Mallow, 2010) dan yang mungkinpada akhirnya meningkatkan keterlibatan pengobatan dan mengurangi Kesehatankesenjangan antara ras dan etnis minoritas klien berjuangdengan kecanduan.

Results (Indonesian) 2:

Temuan menggarisbawahi peran sumber daya, kepemimpinan, dan
iklim program untuk membangun kapasitas untuk melaksanakan berbagai
komponen kompetensi budaya. Dalam konteks ini, kepemimpinan
memainkan peran penting dalam membangun kapasitas, khususnya dalam hal
'' memimpin dengan contoh. '' Ketika para pemimpin organisasi berinvestasi di
masyarakat warna, mereka berpotensi mendapatkan buy-in, motivasi,
dan pengetahuan praktis yang pelatihan manajemen membutuhkan untuk
secara efektif menerapkan budaya kompetensi-misalnya, mengembangkan
jaringan untuk meningkatkan upaya untuk merekrut dan mempertahankan karyawan
dengan latar belakang minoritas ras dan etnis (Guerrero et al.,
2012).
studi ini memberikan bukti awal untuk kecanduan
literatur penelitian pelayanan kesehatan dengan mengidentifikasi peran
iklim program perubahan dalam pelaksanaan budaya
kompetensi. Dengan demikian, membuka area untuk penyelidikan lebih lanjut. Untuk
contoh, temuan ini dapat menginformasikan penelitian masa depan untuk mengidentifikasi
lokus dan mekanisme gaya kepemimpinan untuk meningkatkan organisasi
iklim untuk tanggap budaya dengan membangun hubungan dengan
masyarakat minoritas. Implikasi untuk evaluasi dan Program
perencanaan termasuk mempersiapkan program AHS untuk secara efektif menanggapi
insentif reformasi perawatan kesehatan dan peraturan untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja
keragaman, pelatihan lintas-budaya, dan pendidikan kompetensi budaya
(Andrulis et al., 2010). Lebih khusus lagi, memberikan panduan
bagi pengelola program untuk mengembangkan strategi organisasi yang
mempromosikan pemahaman lapisan budaya yang ada untuk klien,
konselor, dan organisasi (Mallow, 2010) dan yang mungkin
pada akhirnya meningkatkan keterlibatan pengobatan dan mengurangi kesehatan
kesenjangan antara ras dan etnis klien minoritas berjuang
dengan kecanduan.