2.1.2 The extent of gaming has rise

2.1.2 The extent of gaming has risen to unacceptable levels. The argument made by Hope and Fraser (2003a) is that traditional budgets tend to become fixed performance contracts in which goal achievement is the success criterion. Therefore, subordinates will try to obtain the easiest budget goals possible. Furthermore, when a budget goal is set, there is a risk that subordinates will engage in gaming and other dysfunctional behavior to reach the target. Bogsnes (2009) also highlights that a budget (especially the bonuses attached to budget targets) may motivate gaming and thereby affect the quality of the budget.

2.1.3 Budgeting is out of kilter with the competitive environment. Hope and Fraser(2003a) argue that traditional budgeting was developed at a time when the business environment was more stable and less competitive than it is today. As a result, a more adaptive way of managing is now needed. Accordingly, Hope and Fraser (2003a) argue that the organization needs to be empowered to be able to better cope with today’s business environment. Similarly, Bogsnes (2009) criticizes budgets as being unsuitable for the business environment that companies currently face. He focuses not only on the inadequacy of the annual planning horizon of the budget in a competitive and turbulent environment but also on the need to decentralize responsibilities to enable the organization to act in fast-changing environments and on the problems of evaluating
performance relative to fixed targets. Bogsnes (2009, pp. 16-17) also argues that detailed budgeting is meaningless in uncertain business environments where it is impossible to predict each individual line item a year (or more) in advance. Comparable critiques are found in other Beyond Budgeting research (Bunce, 2003; Player, 2003).

Results (Indonesian) 2:

2.1.2 Tingkat game telah meningkat ke tingkat yang tidak dapat diterima. Argumen yang dibuat oleh Harapan dan Fraser (2003a) adalah bahwa anggaran tradisional cenderung menjadi kontrak kinerja tetap di mana pencapaian tujuan adalah kriteria keberhasilan. Oleh karena itu, bawahan akan mencoba untuk mendapatkan tujuan anggaran termudah mungkin. Selanjutnya, ketika gol anggaran ditetapkan, ada risiko bahwa bawahan akan terlibat dalam game dan perilaku disfungsional lainnya untuk mencapai target. Bogsnes (2009) juga menyoroti bahwa anggaran (terutama bonus melekat target anggaran) dapat memotivasi game dan dengan demikian mempengaruhi kualitas anggaran. 2.1.3 Penganggaran adalah keluar dari keteraturan dengan lingkungan yang kompetitif. Harapan dan Fraser (2003a) menyatakan bahwa penganggaran tradisional dikembangkan pada saat lingkungan bisnis lebih stabil dan kurang kompetitif dari saat ini. Akibatnya, cara yang lebih adaptif mengelola kini diperlukan. Dengan demikian, Harapan dan Fraser (2003a) berpendapat bahwa organisasi perlu diberdayakan untuk dapat lebih baik mengatasi lingkungan bisnis saat ini. Demikian pula, Bogsnes (2009) mengkritik anggaran sebagai tidak cocok untuk lingkungan bisnis yang saat ini dihadapi perusahaan. Dia tidak hanya berfokus pada ketidakcukupan horison perencanaan tahunan anggaran di lingkungan yang kompetitif dan turbulen tetapi juga pada kebutuhan untuk mendesentralisasikan tanggung jawab untuk memungkinkan organisasi untuk bertindak dalam lingkungan yang cepat berubah dan pada masalah mengevaluasi kinerja relatif terhadap fixed target. Bogsnes (2009, hlm. 16-17) juga berpendapat bahwa penganggaran rinci ada artinya di lingkungan bisnis yang tidak pasti di mana tidak mungkin untuk memprediksi setiap baris item individual satu tahun (atau lebih) di muka. Kritik sebanding ditemukan di lain luar Penganggaran penelitian (Bunce, 2003; Player, 2003).