images, six of them over the Amazon

images, six of them over the Amazon and the remaining six over
Cerrado. The identification of recent burned pixels in MODIS images
was based on burned area polygons, as derived from visual
classification of Landsat ETM+images (Table 1). Changes of reflectance from pre- to post-fire are indicated by line segments. Results
obtained from both laboratory and imagery data provide an indication
that the radiative signatures of vegetation and burned surfaces may
be adequately discriminated in the MIR/NIR space by means of
appropriate spectral indices.
For instance, aiming at the identification of dark, dense vegetation,
Kaufman and Remer (1994) proposed a new vegetation index, the socalled VI3, which is a modified version of the traditional NDVI, the R
reflectance being simply replaced by the reflective part of the MIR
signal (channel 3 from AVHRR sensor). VI3 was heuristically derived
from NDVI taking into account the fact that MIR reflectance tends
to correlate well with R reflectance. The insensitivity of MIR to
atmospheric effects, namely to aerosols associated to burning biomass,
together with the characteristics of MIR that make this spectral region
especially appropriate to distinguishing between burned and unburned surfaces led Pereira (1999) to suggest applying VI3 for
mapping burned scars according to the following formula:

Results (Indonesian) 1:

Gambar, enam dari mereka atas Amazon dan yang tersisa enam atasCerrado. Identifikasi hari dibakar piksel dalam gambar MODISBerdasarkan poligon daerah terbakar, seperti yang berasal dari visualklasifikasi Landsat ETM + gambar (Tabel 1). Perubahan reflektansi dari pra-pasca api ditunjukkan oleh garis. HasilDiperoleh dari laboratorium dan citra data memberikan indikasibahwa tanda tangan radiasi vegetasi dan dibakar permukaan mungkinmenjadi memadai diskriminasi di ruang MIR NIR melaluisesuai indeks spektrum.Misalnya, bertujuan identifikasi vegetasi gelap, padat,Kaufman dan Remer (1994) mengusulkan sebuah indeks vegetasi yang baru, socalled VI3, yang merupakan versi modifikasi dari NDVI tradisional, Rreflektansi sedang diganti oleh bagian reflektif MIRsinyal (saluran 3 dari AVHRR sensor). VI3 heuristically diturunkandari NDVI memperhitungkan fakta bahwa MIR reflektansi cenderungdihubungkan dengan R reflektansi. Ketidaksensitifan MIR untukEfek atmosfer, yaitu untuk aerosol yang terkait dengan pembakaran biomassa,dengan karakteristik MIR yang membuat wilayah ini spektrumsangat tepat untuk membedakan antara dibakar dan pasanglah permukaan dipimpin Pereira (1999) untuk menyarankan menerapkan VI3 untukPemetaan membakar bekas luka menurut rumus berikut:

Results (Indonesian) 2:

gambar, enam dari mereka selama Amazon dan enam sisanya lebih
Cerrado. Identifikasi piksel terbakar baru-baru ini di gambar MODIS
didasarkan pada poligon daerah yang terbakar, sebagai berasal dari visual yang
klasifikasi Landsat ETM + gambar (Tabel 1). Perubahan dari pantulan dari pra ke pasca-kebakaran ditunjukkan dengan segmen garis. Hasil
yang diperoleh dari kedua laboratorium dan data citra memberikan indikasi
bahwa tanda tangan radiasi vegetasi dan membakar permukaan dapat
dibedakan secara memadai dalam ruang MIR / NIR dengan cara
indeks spektral yang tepat.
Misalnya, bertujuan identifikasi gelap vegetasi, padat,
Kaufman dan Remer (1994) mengusulkan indeks vegetasi baru, yang VI3 socalled, yang merupakan versi modifikasi dari NDVI tradisional, R
pantulan yang hanya diganti oleh bagian reflektif dari MIR
sinyal (channel 3 dari sensor AVHRR). VI3 itu heuristik berasal
dari NDVI memperhitungkan fakta bahwa MIR pantulan cenderung
berkorelasi dengan baik dengan R reflektansi. Ketidakpekaan MIR untuk
efek atmosfer, yaitu aerosol terkait dengan pembakaran biomassa,
bersama-sama dengan karakteristik MIR yang membuat daerah spektral ini
sangat tepat untuk membedakan antara dibakar dan permukaan yang tidak terbakar dipimpin Pereira (1999) menyarankan menerapkan VI3 untuk
pemetaan dibakar bekas luka menurut dengan rumus berikut: