one of the major goals of Israeli e

one of the major goals of Israeli education in the Arab sector is to disconnect
and empty the education for Palestinian students of national content through
curriculum and textbook manipulation. It would be interesting to compare the
findings of this study to children's responses from public schools that use the
Ministry of Education authorized textbooks, which lack Arab national content.
Shoshamy and Donitsa–Schmidt (1998) report that Arabs see learning Hebrew
as the first priority. This runs contrary to the current findings for primary school
children in a church-run school in the northern district of Israel, in which English
was perceived as the preferred language to learn, over Hebrew and Arabic.

There is a need for comparative studies in this domain. Several factors
should be controlled or taken into consideration for an in-depth study, to
enhance understandings of existing student attitudes towards Fusha and
learning Fusha. These factors include grade level, school location (e.g.
geographic location, urban/ rural), school type (e.g. private/ public, religious/
secular), sociopolitical situation, teachers' attitudes and practices, teachers'
qualifications, and textbooks in use. Additionally, it is essential to examine a
larger sample size and interview schedule in order to infer statistically significant
conclusions with regard to the data. Such studies would contribute to
educational development not only for Palestinian Arabic speaking schools, but
also for Arabic speaking students elsewhere. Findings could direct practitioners
towards factors that increase positive attitudes towards Fusha and learning in
the first three grades. In addition, it would shed a light on children's
psychological understanding of the diglossic situation, which is essential for
curriculum development and pedagogical practices throughout the learning
process.

Results (Indonesian) 1:

salah satu tujuan utama pendidikan Israel di sektor Arab adalah untuk memutuskan sambungandan kosong pendidikan untuk Palestina siswa Nasional konten melaluimanipulasi kurikulum dan buku. Akan menarik untuk membandingkantemuan-temuan dari studi ini untuk anak-anak tanggapan dari sekolah umum yang menggunakanDepartemen Pendidikan resmi buku, yang kekurangan Arab Nasional konten.Shoshamy dan Donitsa-Schmidt (1998) melaporkan bahwa melihat orang Arab yang belajar Ibranisebagai prioritas. Ini bertentangan dengan temuan saat ini untuk sekolah dasaranak-anak di sekolah dikelola gereja di distrik Utara Israel, dalam bahasa Inggris yangdianggap sebagai bahasa pilihan untuk mempelajari, atas Ibrani dan Arab. Ada kebutuhan untuk studi banding dalam domain ini. Beberapa faktorharus dikontrol atau diambil ke dalam pertimbangan untuk sebuah studi yang mendalam, untukmeningkatkan pemahaman yang sudah ada sikap siswa menuju Fusha danbelajar Fusha. Faktor-faktor ini termasuk kelas tingkat, sekolah lokasi (misalnyajenis sekolah lokasi geografis, perkotaan / pedesaan), (misalnya pribadi / umum, agama / sekuler,) situasi sosial, guru sikap dan praktek, guru kualifikasi, dan buku digunakan. Selain itu, sangat penting untuk memeriksalebih besar ukuran sampel dan wawancara jadwal untuk menyimpulkan signifikan secara statistikkesimpulan mengenai data. Studi tersebut akan berkontribusipengembangan pendidikan tidak hanya untuk Palestina Arab berbicara sekolah, namunjuga Arab berbicara siswa di tempat lain. Temuan bisa langsung praktisiterhadap faktor-faktor yang meningkatkan sikap positif terhadap Fusha dan belajar dikelas tiga. Selain itu, itu akan menumpahkan cahaya pada anak-anakpsikologis pemahaman tentang situasi diglossic, yang penting bagipengembangan kurikulum dan praktek-praktek pedagogis seluruh belajarproses.

Results (Indonesian) 2:

salah satu tujuan utama dari pendidikan Israel di sektor Arab untuk memutuskan
dan mengosongkan pendidikan bagi siswa Palestina konten nasional melalui
kurikulum dan buku teks manipulasi. Akan menarik untuk membandingkan
temuan penelitian ini untuk respon anak-anak dari sekolah umum yang menggunakan
Departemen Pendidikan resmi buku teks, yang kurang konten nasional Arab.
Shoshamy dan Donitsa-Schmidt (1998) melaporkan bahwa Arab lihat belajar bahasa Ibrani
sebagai prioritas pertama . Ini bertentangan dengan temuan saat sekolah dasar
anak-anak di sekolah gereja-lari di distrik utara Israel, di mana bahasa Inggris
dianggap sebagai bahasa pilihan untuk belajar, lebih dari bahasa Ibrani dan Arab. Ada kebutuhan untuk studi banding ini domain. Beberapa faktor yang harus dikendalikan atau dipertimbangkan untuk studi mendalam, untuk meningkatkan pemahaman yang ada sikap siswa terhadap Fusha dan belajar Fusha. Faktor-faktor ini termasuk tingkat kelas, lokasi sekolah (misalnya lokasi geografis, perkotaan / pedesaan), jenis sekolah (misalnya swasta / masyarakat, agama / sekuler), situasi sosial politik, 'sikap dan praktik, guru guru kualifikasi, dan buku teks yang digunakan. Selain itu, adalah penting untuk memeriksa ukuran sampel yang lebih besar dan jadwal wawancara untuk menyimpulkan signifikan secara statistik kesimpulan berkaitan dengan data. Studi tersebut akan memberikan kontribusi untuk pengembangan pendidikan tidak hanya untuk Palestina Arab sekolah umum, tetapi juga untuk berbahasa Arab siswa di tempat lain. Temuan bisa langsung praktisi terhadap faktor yang meningkatkan sikap positif terhadap Fusha dan belajar di tiga pertama kelas. Selain itu, akan meneteskan cahaya pada anak-anak pemahaman psikologis situasi diglossic, yang penting untuk pengembangan kurikulum dan praktek pedagogis seluruh pembelajaran proses.