Given that financial transparency a

Given that financial transparency and accountability are vital to CSR, a closer examination of issues concerning earnings management (hereafter EM) is required. EM is the altering of the reported economic performance of a firm by insiders to either ‘‘mislead some stakeholders’’ or ‘‘influence contractual outcomes’’ (Healey and Wahlen, 1999; Schipper, 1989). Insiders, for instance, can use their discretion in financial reporting to overstate the true level of earnings and understate any real unfavorable earnings (e.g., earnings losses or earnings decreases) that would prompt outsiders to take action against them. When there is extensive EM, financial reports inaccurately reflect a firm
s performance, and, consequently, this weakens outsiders
ability to govern that firm (Leuz et al., 2003). Bhattacharya et al. (2003) identify three commonly used methods that contribute to earnings opacity: earnings aggressiveness, loss avoidance, and earnings smoothing. These three practices undeniably weaken the link between accounting performance and the true economic performance of a firm.

Results (Indonesian) 1:

Mengingat bahwa transparansi keuangan dan akuntabilitas yang penting untuk CSR, pemeriksaan lebih dekat masalah mengenai manajemen pendapatan (selanjutnya disebut EM) diperlukan. EM adalah mengubah melaporkan kinerja ekonomi perusahaan oleh orang dalam '' menyesatkan pemegang saham '' atau '' mempengaruhi hasil kontrak '' (Healey dan Wahlen, 1999; Schipper, 1989). Orang dalam, misalnya, dapat menggunakan kebijaksanaan mereka dalam pelaporan keuangan untuk melebih-lebihkan benar tingkat pendapatan dan bisa mengecilkan penghasilan nyata menguntungkan (misalnya, kerugian pendapatan atau penghasilan berkurang) yang akan meminta orang luar untuk mengambil tindakan terhadap mereka. Ketika ada luas EM, laporan keuangan tidak akurat mencerminkan kinerja perusahaan, dan, akibatnya, ini melemahkan kemampuan luar untuk mengatur perusahaan tersebut (Leuz et al., 2003). Bhattacharya et al. (2003) mengidentifikasi tiga metode yang sering digunakan yang berkontribusi terhadap pendapatan opacity: penghasilan agresivitas, menghindari kerugian dan penghasilan merapikan. Praktek-praktek tiga ini tak dapat disangkal melemahkan hubungan antara kinerja akuntansi dan benar kinerja ekonomi perusahaan.

Results (Indonesian) 2:

Mengingat bahwa transparansi dan akuntabilitas keuangan sangat penting untuk CSR, pemeriksaan lebih dekat dari isu-isu tentang manajemen laba (selanjutnya EM) diperlukan. EM adalah mengubah dari kinerja ekonomi dilaporkan dari suatu perusahaan oleh orang dalam untuk baik '' menyesatkan beberapa stakeholder '' atau '' mempengaruhi hasil kontrak '' (Healey dan Wahlen, 1999; Schipper, 1989). Dalam, misalnya, dapat menggunakan kebijaksanaan mereka dalam pelaporan keuangan untuk melebih-lebihkan tingkat sebenarnya dari pendapatan dan mengecilkan setiap penghasilan yang tidak menguntungkan nyata (misalnya, kerugian laba atau penghasilan menurun) yang akan mendorong orang luar untuk mengambil tindakan terhadap mereka. Ketika ada EM luas, laporan keuangan tidak akurat mencerminkan suatu perusahaan? S kinerja, dan, akibatnya, ini melemahkan luar? kemampuan untuk mengatur perusahaan yang (Leuz et al., 2003). Bhattacharya et al. (2003) mengidentifikasi tiga metode yang umum digunakan yang berkontribusi terhadap laba opacity: laba agresivitas, penghindaran kerugian, dan pendapatan smoothing. Ketiga praktik disangkal melemahkan hubungan antara kinerja akuntansi dan kinerja ekonomi yang benar dari suatu perusahaan.