He was exiled between 1913 and 1919 following the publication of two of his articles: “Als ik eens Nederlander” (If I was a Dutchman) and “Eén voor allen en
allen voor één” (One for all and all for one). He used his time in exile to learn more
a b o u t e d u c a t i o n a n d o b t a i n e d a E u r o p e e s c h e c e r t i f i c a t e
(www.tokoindonesia.com).
Following his return, he focused more on cultural and educational efforts
paving way to develop educational concepts in Indonesia. He believed that
education is very important and the most important means of freeing Indonesians
from clutches of colonization. He played a leading role in establishing “National
Onderwijs Institut Taman Siswa” in 1922. This institution was established to
educate native Indonesians during colonial times. This institution was based on
these principles:
1. Ing Ngarsa Sung Tuladha (the one in front sets example).
2. Ing Madya Mangun Karsa (the one in the middle builds the spirit and
encouragement).
3. Tut Wuri Handayani (the one at the back gives support)
(indonotes.wordpress.com).
As Ki Hajar believed that character was not merely a theoretical concept,
but a practical and living concept, he embodied his vision in his school, Taman
Siswa. The central goals of Taman Siswa emphasized character building, including
traits such as patriotism and love for the nation, and a sense of national identity.
His vision was that Indonesians would be free from colonial powers, to fight for
independence and have good character. He continued writing but his writings
took a turn from politics to education. These writings later laid foundation of
Indonesian education. Froebel, Montessori and Tagore influenced his educational
principles and in Taman Siswa he drew some inspiration from Tagore's
Shantiniketan (asrirahayudamai.wordpress.com).
After independence, he was given the office of Minister of Education and
Culture. For his efforts in pioneering education for the masses, he was officially
declared Father of Indonesian Education and his birthday is celebrated as National
Education Day. His portrait was on 20,000 rupiah note till 2002. He was officially
nd th confirmed as a National Hero of Indonesia by the 2 President of Indonesia on 28
November 1959 (Tokohindonesia.com).
Ki Hajar Dewantara passed away on 26th April 1952 at the age of 69 years.
His wife donated all Ki Hajar's belongings to Dewantara Kirti Griya Museum,
Yogyakarta. He was a great man who spent his whole life serving his people and
country.
66
Results (
Indonesian) 1:
[Copy]Copied!
Ia kemudian dibuang daerah antara 1913 dan 1919 setelah publikasi dua dari artikel: "Als ik eens Nederlander" (jika aku seorang Belanda) dan "Eén voor allen enAllen voor een"(satu untuk semua dan semua untuk satu). Dia menghabiskan waktu di pengasingan untuk mempelajari lebih lanjutb o u t e c d u t saya o n b n d o t i n e d E Anda di o p e e s c h e c e r t saya f saya c t e(-www.tokoindonesia.com).Sekembalinya, ia berfokus upaya lain di budaya dan pendidikanPaving jalan untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan di Indonesia. Dia percaya bahwapendidikan sangat penting dan cara terpenting untuk membebaskan Indonesiadari cengkeraman penjajahan. Ia memainkan peran utama dalam membangun "NasionalOnderwijs Institut Taman Siswa"pada tahun 1922. Lembaga ini didirikan untukmendidik pribumi selama masa kolonial. Lembaga ini didasarkan padaprinsip-prinsip ini:1. Ing Ngarsa Sung Tuladha (satu di depan contoh).2. Ing Madya Mangun Karsa (satu di tengah-tengah membangun semangat dandorongan).3. tut Wuri Handayani (satu di belakang memberikan dukungan)(indonotes.wordpress.com ').Seperti Ki Hajar percaya bahwa karakter itu tidak hanya sebuah konsep teoritis,tapi praktis dan konsep hidup, ia diwujudkan visi di sekolahnya, TamanSiswa. Tujuan Pusat Taman Siswa menekankan karakter, termasukCiri-ciri seperti patriotisme dan cinta untuk bangsa, dan rasa identitas nasional.Visinya adalah bahwa Indonesia akan menjadi bebas dari kekuasaan kolonial, berjuang untukkemerdekaan dan memiliki karakter yang baik. Ia melanjutkan menulis tapi tulisannyamengambil giliran dari politik untuk pendidikan. Tulisan-tulisan kemudian meletakkan dasarPendidikan di Indonesia. Froebel, Montessori dan Tagore dipengaruhi nya pendidikanprinsip-prinsip dan di Taman Siswa ia menarik inspirasi dari TagoreShantiniketan (di asrirahayudamai.wordpress.com).Setelah kemerdekaan, ia diberi jabatan Menteri Pendidikan danBudaya. Untuk usahanya perintis pendidikan untuk massa, ia secara resmiBapa menyatakan pendidikan Indonesia dan ulang tahunnya dirayakan sebagai NasionalHari pendidikan. Ia potret adalah pada catatan 20.000 rupiah sampai 2002. Ia secara resmiNd th dikonfirmasi sebagai pahlawan nasional Indonesia oleh Presiden 2 Indonesia pada 28November 1959 (di Tokohindonesia.com).Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 26 April 1952 pada umur 69 tahun.Istrinya disumbangkan barang-barang semua Ki Hajar Dewantara Kirti Griya MuseumYogyakarta. Dia adalah orang besar yang menghabiskan seluruh hidupnya melayani umat-Nya dannegara.66
Being translated, please wait..
