The second advantage which a countr

The second advantage which a country has if it adopts a floating exchange rate is monetary autonomy and this can be seen using the Mundell Flemming framework. With flexible exchange rates, monetary policy becomes more effective than fiscal policy. With a high degree of capital mobility, a fiscal expansion result in an exchange rate appreciation (because the domestic interest rate rises and capital flows in). This chokes off the expansionary impact of the fiscal policy on demand. By contrast, a monetary expansion is associated with a falling interest rate and hence a capital outflow. The ensuing exchange rate depreciation gives an added boost to aggregate demand thus ensuring that the monetary expansion is more effective then the fiscal expansion.

Results (Indonesian) 1:

Keuntungan kedua yang negara jika mereka mengadopsi floating kurs moneter otonomi dan ini dapat dilihat menggunakan kerangka Flemming refleksi. Dengan nilai tukar yang fleksibel, kebijakan moneter menjadi lebih efektif daripada kebijakan fiskal. Dengan tingkat tinggi mobilitas modal, ekspansi fiskal yang mengakibatkan apresiasi nilai tukar (karena tingkat bunga domestik naik dan arus modal di). Ini tersedak dari dampak ekspansif kebijakan fiskal sesuai permintaan. Sebaliknya, ekspansi moneter yang dikaitkan dengan tingkat bunga yang jatuh dan karenanya modal keluar. Depresiasi nilai tukar berikutnya memberikan dorongan yang ditambahkan ke permintaan agregat sehingga memastikan perluasan moneter yang lebih efektif maka ekspansi fiskal.

Results (Indonesian) 2:

Kedua keuntungan yang suatu negara memiliki jika mengadopsi nilai tukar mengambang adalah otonomi moneter dan ini dapat dilihat dengan menggunakan kerangka Mundell Flemming. Dengan nilai tukar yang fleksibel, kebijakan moneter menjadi lebih efektif daripada kebijakan fiskal. Dengan tingkat tinggi mobilitas modal, hasil ekspansi fiskal di apresiasi nilai tukar (karena kenaikan suku bunga domestik dan arus modal di). Ini tersedak off dampak ekspansif kebijakan fiskal pada permintaan. Sebaliknya, ekspansi moneter berhubungan dengan tingkat suku bunga jatuh dan karenanya arus modal keluar. Depresiasi nilai tukar berikutnya memberikan dorongan ditambahkan ke permintaan agregat sehingga memastikan bahwa ekspansi moneter lebih efektif maka ekspansi fiskal.