Especially with sensitive questions

Especially with sensitive questions and vulnerable populations, one ethical
issue concerns emotional harm to respondents and interviewers. Respondents
may begin crying, and as a result, interviewers may feel guilt at not being
able to help the respondent and for being, in some ways, responsible for the
respondent’s emotions. Then interviewers must determine whether to stop
pursuing that line of questioning. The decision, however, may be too late
because even if interviewers attempt to steer the discussion gently toward less
sensitive topics, respondents may keep returning to the sensitive topic in order

Results (Indonesian) 1:

Terutama dengan pertanyaan-pertanyaan yang sensitif dan rentan populasi, satu etismasalah mengenai kerugian emosional untuk responden dan pewawancara. Respondenmungkin mulai menangis, dan sebagai akibatnya, pewawancara mungkin merasa bersalah tidakmampu membantu responden dan untuk menjadi, dalam beberapa hal, bertanggung jawab untukresponden emosi. Kemudian pewawancara harus menentukan apakah akan berhentimengejar garis mempertanyakan. Keputusan tersebut, namun, mungkin terlalu terlambatkarena bahkan jika pewawancara berusaha menghindari diskusi lembut menuju kurangtopik yang sensitif, responden dapat selalu kembali ke topik yang sensitif dalam rangka

Results (Indonesian) 2:

Apalagi dengan pertanyaan sensitif dan populasi rentan, salah satu etika
isu menyangkut kerugian emosional kepada responden dan pewawancara. Responden
mungkin mulai menangis, dan sebagai hasilnya, pewawancara mungkin merasa bersalah karena tidak
bisa membantu responden dan karena, dalam beberapa hal, yang bertanggung jawab untuk
emosi responden. Kemudian pewawancara harus menentukan apakah berhenti
mengejar garis interogasi. Keputusan, bagaimanapun, mungkin terlalu terlambat
karena meskipun pewawancara berusaha untuk mengarahkan diskusi lembut ke arah kurang
topik sensitif, responden mungkin tetap kembali ke topik sensitif dalam rangka