Cervical cancer disproportionately

Cervical cancer disproportionately affects women in lower- and middleincome
countries. But the new vaccines developed to prevent infection with
some strains of the human papillomavirus (HPV) that cause cervical cancer
are priced beyond the reach of most women and health agencies in these
regions, due in part to the monopoly pricing power of brand-name companies
that hold the patents on the vaccines. Compulsory licenses, which authorize
generic competition with patented products, could expand access to HPV
vaccines under certain circumstances. If high-quality biogeneric HPV vaccines
can be produced at low cost and be broadly and efficiently registered, and if
Merck and GSK are unwilling to grant licenses on a voluntary basis,
compulsory licensing could play a pivotal role in ensuring vaccinations
against HPV are available to all, around the world, regardless of ability to pay.

Results (Indonesian) 1:

Kanker serviks tidak proporsional mempengaruhi perempuan di bawah - dan middleincomenegara. Tetapi vaksin baru dikembangkan untuk mencegah infeksi dengansebagian galur virus papiloma manusia (HPV) yang menyebabkan kanker serviksHarga luar jangkauan kebanyakan perempuan dan kesehatan lembaga inidaerah, karena dalam bagian monopoli harga kuasa nama merek companies-Bahasa Indonesiayang memegang paten pada vaksin. Wajib lisensi, yang mengotorisasiPersaingan generik dengan produk dipatenkan, dapat memperluas akses terhadap HPVvaksin dalam keadaan tertentu. Jika kualitas tinggi biogeneric vaksin HPVdapat diproduksi dengan biaya rendah dan luas dan efisien didaftarkan, dan jikaMerck dan GSK tidak mau memberikan lisensi secara sukarela,lisensi wajib dapat memainkan peran penting dalam memastikan vaksinasiterhadap HPV tersedia untuk semua, di seluruh dunia, tanpa kemampuan untuk membayar.

Results (Indonesian) 2:

Kanker serviks tidak proporsional mempengaruhi perempuan dalam di hilir dan middleincome
negara. Namun vaksin baru yang dikembangkan untuk mencegah infeksi dengan
beberapa strain human papillomavirus (HPV) yang menyebabkan kanker serviks
adalah harga di luar jangkauan kebanyakan wanita dan lembaga kesehatan di
sebagian karena kekuatan harga monopoli perusahaan merek-nama daerah,
yang memegang paten pada vaksin. Lisensi wajib, yang mengotorisasi
persaingan generik dengan produk dipatenkan, bisa memperluas akses terhadap HPV
vaksin dalam keadaan tertentu. Jika kualitas tinggi vaksin HPV biogeneric
dapat diproduksi dengan biaya rendah dan secara luas dan efisien terdaftar, dan jika
Merck dan GSK tidak mau memberikan lisensi secara sukarela,
lisensi wajib dapat memainkan peran penting dalam memastikan vaksinasi
terhadap HPV yang tersedia untuk semua, seluruh dunia, terlepas dari kemampuan untuk membayar.